Dijemput di Bulan Suci

Betapa indahnya jika berkesampatan dijemput oleh Allah di waktu, tempat dan keadaan yang istimewa. Kita semua sebagai hamba Allah yang mengharap ridlo dan ampunan-Nya tentu sangat merindukan kesempatan indah itu. Lalu apakah kita bisa mengharapkan hal tersebut terjadi? Jika kematian termasuk salah satu dari 4 ketetapan Allah yang tak bisa diganggu gugat. Takdir yang dinamakan takdir mubrom tersebut di antaranya adalah jenis kelamin, jodoh, rezeki dan mati.

Dari kematian yang sudah ditentukan adalah waktunya. Adapun situasinya yang masih memungkinkan kita usahakan. Di antaranya bisa dengan memperbanyak doa memohon meninggal dalam khusnul khotimah. Kemudian memperbanyak amal ibadah dan meningkatkan kualitas diri, baik di hadapan Allah maupun di depan manusia. Bahkan akan lebih aman jika sekaligus kita berdoa agar diberi kematian dalam kondisi syahid. Bisa juga dengan memilih waktu spesial, seperti bulan atau hari khusus dari sekian tahun.

Waktu-waktu yang indah jika berkesempatan dijemput oleh malaikat izrail di antaranya bisa dikelompokkan sesuai hari. Hari pertama adalah hari jum’at, dalam sebuah riwayat diceritakan barang siapa yang meninggal di hari jum’at maka hanyalah orang pilihan. Orang-orang tersebut biasanya memiliki keistimewaan di hadapan Allah. Kemudian kedua adalah hari senin, hal ini dikarenakan Rasulullah lahir dan wafat di hari tersebut. Tentu menjadi keistimewaan pula memiliki hari kematian serupa kekasih Allah.

Hari berikutnya adalah hari selasa. Banyak ulama yang ditakdirkan wafat di hari selasa, salah satunya ulama kharismatik Indonesia yang terbaru ini. Yaitu KH. Maimoen Zubair, beliau tidak hanya wafat pada hari selasa, tapi bahkan di kota suci Makkah. Dalam keadaan yang juga sedang sebaik-baiknya, yakni kondisi sedang melangsungkan ibadah umroh. Situasi ini adalah situasi yang sangat dirindukan oleh seluruh umat manusia. Tentu ini adalah derajat yang sangat tinggi bagi ukuran manusia. Mbah Yai Maimoen Zubair merupakan seorang alim yang tidak bisa diragukan lagi kedekatannya pada Allah.

Nah, dalam bulan Ramadhan tahun ini, sudah sebelas hari berjalan. Tepatnya di tanggal 9 Ramadhan lalu, umat muslim, mendengar sepulukabar duka dari berbagai seantero dunia. Tentang dijemputnya para kekasih Allah, para ulama yang dekat dengan Allah. Para ahli ilmu yang kehadirannya masih sangat dibutuhkan umat manusia di zaman akhir ini. Beliau-beliau ini adalah :
1. Asy-Syeikh Abdul Ghafar Al-Masri, Mesir
2. Al-Habib Hud Bin Hussein Bin Alawi Al-Haddad, Singapura
3. Al-Habib Abdul Qadir Bin Ahmad As-Seggaf, Malang, Jawa Timur
4. Al-Habib Abdullah Bin Muhammad Al-'Attas, Tegal, Jawa Tengah
5. Al-Habib Abdullah Bin Ahmad As-Seggaf, Tareem, Hadramout
6. Asy-Syeikh Ali Seflek, Turki
7. Kiyai Haji Mahfould Harim
8. Kiyai Haji Hassan Rumuzi Bin Kiyai Haji Selan
9. Tuan Guru Kiyai Haji Husni Zamzam, Barabai, Kalimantan
10. Tuan Guru Kiyai Haji Ahmad Zuhdi Annoor Al-Banjari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Terdapat sebuah maqolah yang sering kita dengar bersama tentang “Kematian seorang alim ulama adalah kematian alam”. Hal ini tentu sangat masuk akal jika kita melihat kondisi alam semesta untuk saat ini. Ketika manusia semakin mengalami krisis dalam berbagai aspek. Baik dari segi fisik maupun non fisik. Contoh paling utama dan nyata terlihat adalah kondisi moral umat manusia secara umum. Kasus degradasi moral menjadi santapan umum setiap harinya. Cerita-cerita miris tentang kemerosotan budi pekerti terjadi di hampir seluruh penjuru negeri. Antara hitam dan putih semakin kacau dan rancu.

Di masa seperti ini, maka semakin prihatin jika para alim ulama satu per satu mulai berkurang. Bukankah ini adalah bagian dari tanda-tanda menuju kiamat. Daripada jauh-jauh membayangkan kiamat sudah dekat, bagaimana kalau kita intropeksi dulu. Pertama pada diri sendiri. Apakah kita sudah mulai menyiapkan bekal jika sewaktu-waktu panggilan datang. Apakah kita sudah berusaha menjadi lebih baik setiap harinya. Apakah kita sudah berupaya sekuat tenaga selalu menunaikan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Ya Allahu biha, Ya Allahu biha, Ya Allahu bihusnil khotimah. Aaamiiin Ya Allah.

#BERSEMADI_HARIKE-5
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya

Komentar

Postingan Populer