Cerdas Karena Sukses Lobbying
Sebagai manusia yang dibekali otak untuk berpikir dan hati untuk merasa tentu seharusnya punya kendali untuk menyeimbangkan keduanya. Dua hal tersebut yang membedakan kita dengan malaikat dan setan. Malaikat oleh Allah hanya dikaruniai akal sehingga dalam pikirannya hanya fokus beribadah menunaikan perintah Allah saja. Sedangkan setan kebalikannya, dia hanya diberi nafsu sehingga dalam pikirannya hanyalah menuruti keinginan sendiri. Maka dilahirkan sebagai manusia adalah anugerah yang wajib kita syukuri. Karena sebagaimana dalam surat At-Tiin, manusia diciptakan pada bentuk yang paling baik. Arti dari ayat Laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwim, betul-betul Kami (Allah) menciptakan manusia dalam bentuk terbaik.
Beberapa hari terakhir aku mencoba mengasah kembali otak dengan menghapal. Mengulang kembali memori-memori lama yang sempat tertimbun. Dan hasilnya luar biasa. Butuh perjuangan super ekstra. Apalagi dengan kondisi berpuasa. Tapi hal ini membuatku semakin penasaran. Apakah betul otakku sudah mulai bebal, untuk mengulang satu dua kalimat membutuhkan waktu hingga setengah jam. Ini membuatku sangat sedih. Apakah memang segini memprihatinkan kepalaku digunakan untuk menghapal. Aku belum ingin menjadi tua dan pikun. Oh tidaaak.
Aku tidak berhenti berusaha. Meski aku teringat kata pepataah tentang belajar di masa kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua bagai mengukir di atas air. Bagiku usia ini belum terlalu tua. Aku masih muda. Aku masih cukup kuat untuk berpikir dan bergerak. Aku masih penuh stamina. Seharusnya aku bersyukur dan menggunakan otakku sebagaimana mestinya sehingga dia tidak mudah tumpul dan aus. Maka, salah satu cara ini adalah pilihanku untuk menajamkan pikiran. Aku berjanji takkan menyerah. Di masa yang memprihatinkan membuat kita tak leluasa ke mana-mana. Seharusnya menjadi kesempatan emas untukku mengasah otak.
Apakah kinerja otak dengan kecerdasan adalah dua hal yang berkaitan? Apakah orang yang susah menghapal sama dengan tidak cerdas? Kupikir tidak kan. Dan aku mencoba mengingat kembali macam-macam kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Sebenarnya setiap manusia sudah dibekali kecerdasan oleh Allah. Tinggal di bidang apa dan bagaimana mengembangkannya yang membuat manusia tersebut istimewa. Cerdaslah sesuai porsinya. Maka bukanlah sebuah perkara aneh jika ada orang yang menonjol dalam matematika namun agak lemah dalam linguistik, salah satu contohnya demikian.
Di sini aku tidak akan membahas macam-macam kecerdasan yang berjumlah 9 itu. Tetapi pembagian kecerdasan lebih mendasar, yakni terbaginya IQ, EQ dan SQ. Pembagian ini dicetuskan oleh Pak Ary Ginanjar dalam bukunya yang berjudul ESQ. Pertama adalah IQ, atau biasa disebut kecerdasan intelektual. Kecerdasan ini yang umumnya digunakan sebagai patokan dalam pendidikan. Di dalam tesnya terdapat pembagian lagi di antaranya kognitif dan lain-lainnya. Kecerdasan ini dapat diketahui menggunakan tes dengan hasil perhitungan angka dan terdapat kelompok tingkatan kecerdasannya.
Kedua adalah EQ, berarti kecerdasan emosional. Kecerdasan ini mengukur bagaimana seseorang mampu mengendalikan emosinya. Baik pada dirinya sendiri ataupun dalam bersikap dengan orang lain. Dengan kemampuan EQ ini manusia sangat membutuhkan untuk mengendalikan kecerdasannya. Jika tingkat kecerdasan ini kurang mampu mengimbangi kecerdasan IQ bisa jadi dia tidak ‘dapat tempat’ yang baik di masyarakat. Dia juga kurang mampu bersosialisasi dengan baik. Begitu juga jika terjadi sebaliknya. Hanya kecerdasan ini yang menonjol tanpa ditunjang IQ yang seimbang. Maka dia akan kurang mampu menguasai keadaan dengan baik. Mungkin dia akan lebih mudah dibohongi orang lain. Atau kurang mampu menempatkan sikap yang sesuai.
Kecerdasan yang ketiga ini cukup krusial, yakni SQ, kecerdasan spiritual. Kecerdasan ini merupakan tingkat kecerdasan tinggi, sehingga sangat penting dimiliki oleh seorang manusia. SQ dibekali pada manusia sehingga menyadarkan mereka bahwa kebutuhan akan Tuhan itu nyata. Kecerdasan ini menjadi pusat pengendali dua kecerdasan sebelumnya. Dengan kecerdasan ini, manusia dapat memuarakan diri, kembali hanya kepada Tuhan, Allah. Bahwa sepintar apapun, secerdas apapun, sesupel bagaimanapun, seorang hamba hanyalah tak berdaya di hadapan Tuhannya.
Maka sebagai bekal menghapal, apapun, baik Al-Qur’an, Hadits, pelajaran sekolah, materi kuliah, tugas pekerjaan, dan apapun lainnya. Perhatikan keseimbangan dari ketiga kecerdasan tersebut. Jaga kewarasan otak dan hati. Dengan cara, pertama-tama adalah menjaga ketaatan kita kepada Allah. Sehingga insya Allah akan dimudahkan mendapatkan kecerdasan dua lainnya. Bukankah otak dan akal kita ini ciptaan Allah? Maka temuilah Penciptanya terlebih dulu, agar mampu menaklukkan ciptaanNya tersebut. Bismillaahi Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim. Wallahu a’lam.
#BERSEMADI_HARIKE-15
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
CASINOS AT CASINOS At Casinos TOS
BalasHapusCASINOS mlb 분석 AT CASINOS AT CASINOS 3 3 토토 AT CASINOS 토토 배당률 보기 At Casinos TOS. 2021. 저녁밥 추천 Casinos AT CASINOS AT CASINOS AT CASINOS At Casinos TOS. 2021. Casinos AT 먹튀검증 abc-1111 CASINOS AT CASINOS AT