Keputusan Terbaik
01 Januari 2022
Alhamdulillah. Terima kasih diriku. Hari ini kamu berhasil menuruti isi hatimu. Setelah berbulan-bulan berkecamuk dengan suara hati. Orang-orang di sekeliling pada menyarankan untuk tidak melakukannya. Tetapi suara hatiku berkata lain. Aku harus melakukannya. Sebelum nanti aku menyesal.
Ya, hari ini, tepatnya malam ini aku mengirimkan pesan pada Bu Nur, ibunya Addin. Cuma itu sih sebenarnya. Namun berarti besar buatku. Karena aku mendapat satu rasa kepuasan besar. Sekaligus memvalidasi perasaanku. Bahwa rupanya aku masih belum baik-baik saja. Aku masih belum sepenuhnya merelakannya.
Namun setelah malam itu, perasaanku mengatakan yang lain. Aku dapat melangkah lebih yakin. Untuk menyambut takdir di masa depan yang lebih indah (insya Allah). Aku harus siap dengan apapun yang diberikan Allah padaku. Bukankah hal yang telah berlalu dapat menjadi pijakan lebih kuat untukku melangkah berikutnya? Semoga begitu.
Ibuk, aku sangat senang telah mengenal orang-orang baru yang sangat baik, termasuk beliau. Ibuk tahu kan kalau aku sangat meleleh dengan tokoh ibuk. Tidak hanya dalam dunia fiksi karangan ceritaku, namun juga dalam dunia nyata. Ibu selalu mengambil tempat terbesar dari hatiku. Begitu juga yang kurasakan saat mengenal beliau. Beliau mencintaiku dengan tulus. Beliau menyayangiku apa adanya meski baru mengenalku. Beliau benar-benar perhatian padaku.
Maka saat keputusan anaknya telah terjadi, aku pun harus berpamitan secara baik-baik pada beliau. Begitulah prinsipku. Karena beliau juga anaknya sudah sempat mencuri tempat besar dalam hati dan hidupku. Bukankah ini hal yang sangat penting? Terima kasih Ibuk, telah menyayangiku dulu, sekarang dan nanti.
Komentar
Posting Komentar