Trik Jitu Belajar di Rumah dengan Si Kecil

Tidak bisa dipungkiri, situasi di pandemi Covid-19 ini membuat semua orang tertekan. Baik dalam segi lahir maupun batin. Aspek kehidupan yang terdampak pun tidak tanggung-tanggung. Semua mendapat imbasnya, mulai dari pendidikan, ekonomi, politik, sosial dan terutama kesehatan. Dari beberapa tersebut, ada yang terlihat langsung efeknya, seperti halnya ekonomi dan lingkungan. Apakah semua melulu negatif? Tidak. Seperti halnya dalam ulasan yang telah lalu. Allah menurunkan apapun di dunia ini tidak mungkin tanpa ada hikmah di baliknya. Bahkan sebiji benih virus kecil macam corona pun oleh Allah diberikan keistimewaan. 

Nah, dari sekian kondisi yang berubah ini, tentu ada banyak hal yang perlu kita syukuri. Ada banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang kita dapatkan. Mulai dari belajar di rumah, bekerja di rumah, hingga banyak hal lainnya yang biasa dilakukan secara langsung menjadi virtual. Kegiatan belajar mengajar yang tadinya berlokasi di ruang kelas dengan format yang rapi dan berisikan fasilitas lengkap sewajarnya aktivitas offline. Kini harus berganti secara total, dari segi waktu dan tempat, bahkan tata cara dan metode pembelajaran pun bisa benar-benar baru. Terutama untuk anak didik dengan usia dini. Di sini yang dimaksud dengan usia dini dapat terbagi menjadi beberapa jenjang.

Kali ini saya akan membahas anak usia SD, dengan perkiraan rentang usia 8 sampai 12 tahun. Kebetulan sedang mengalami mendampingi belajar adik-adik usia kelas 3-4 SD dalam kelas ekskul literasi di SDN Kertajaya. Namun sejak masa wabah ini, kegiatan berliterasi kami pun beralih dalam media daring. Awalnya memang cukup sulit menumbuhkan semangat anak-anak dalam belajar via online. Namun dari minggu ke minggu mereka semakin antusias menunggu setiap pertemuan yang akan datang. Biasanya pertemuan kami laksanakan pada hari sabtu, namun sejak hari kamis mereka sudah antusias menanyakan jadwalnya.

Dari segala suka duka yang kami alami dari pertemuan ke pertemuan, ada banyak kesimpulan yang kudapat dari perjalanan tersebut. Di antaranya sebagai berikut:


  1. Anak-anak selalu antusias pada hal baru. Terlepas dari kondisi apapun yang terjadi, sebenarnya anak-anak secara manusiawi selalu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang baru. Baik itu situasi menyenangkan atau tidak, menakutkan atau menegangkan, mereka selalu ingin merasakan apa sebenarnya yang diceritakan oleh orang dewasa di sekitarnya. Maka cara kita sebagai pendamping belajar mereka sebisa mungkin memberikan pemantik yang dapat memancing ide dan kreativitas mereka lebih luas. Contohnya jika dalam mencari ide menulis, coba kita pancing dengan satu permainan yang membuat mereka berpikir keras. Kemudian jawaban tersebut kita minta mereka melanjutkan sebagai bahan baku dari cerita baru.
  2. Anak-anak adalah pembelajar sejati. Mereka tidak akan mudah menyerah, pada dasarnya pengetahuan apapun yang ia dapat. Jika itu hanya sepotong info, dia akan terus mengejar hingga ke akar-akar, hingga ke semua hal di sekitarnya. Sampai detail, bahkan mungkin tak terbatas. Cara mengatasi hal ini adalah dengan sebelum kita memulai kelas, sebisa mungkin bersiap seputar materi yang akan kita bawakan dengan mereka. Coba buat peta materi dan diskusi yang kemungkinan muncul dari mereka sepanjang kelas berlangsung.
  3. Anak-anak akan selalu bisa membangun mood baik. Jika kita dalam keadaan bad mood, seburuk apapun, se-mellow apapun, sesedih apapun, jika sudah bertemu mereka akan sembuh dengan sendirinya. Melihat ekspresi mereka dalam video call. Mendengarkan curhatan mereka tentang situasi di rumah. Maka sebagai pihak yang lebih senior dan mengayomi, sebagai awal kelas, sebelum memulai materi, terlebih dulu kita tanyakan kabar dan aktivitas mereka di rumah masing-masing. Jangan lupa tanyakan perasaan mereka juga, apa yang mereka inginkan. Bisa juga dengan membuat tugas yang menuliskan, mengutarakan apa isi hati mereka. Ini penting untuk menjaga stabilitas kejiwaan mereka. Demi kelancaran kelas dan memastikan materi yang masuk ke mereka utuh dan mudah dipahami.
  4. Anak-anak adalah pribadi paling jujur. Berbincang dengan mereka menjadi obat tersendiri dalam situasi memprihatinkan seperti ini. Mereka bisa mengungkapkan perhatian dan keprihatinan secara tulus, dari lubuk hati terdalam. Lengkap dengan kemalasan dan kejenuhan mereka pun akan ungkapkan dengan sukarela. Jadi dalam berbincang dengan mereka pun kita harus sepenuh hati. Jujur dan apa adanya. Kalau perlu sempatkan curhat ke mereka. Mereka akan merasa bangga dan sangat disayangi. Yakinlah, mereka mampu menangkap dengan baik ketulusan kita.
  5. Anak-anak akan mencetuskan kreativitasnya sendiri. Ketika materi yang akan sudah direncanakan dengan rapi tiba-tiba kacau akibat konsentrasi terpecah akibat salah satu dari mereka membuat ulah dengan sikap yang ‘menggemaskan’. Awalnya emosi sudah terpancing dan ingin menegur keras, namun melihat ekspresi wajah polosnya membuat emosi luluh seketika. Kenyataannya pada akhirnya mereka pula yang memecah kebingunganku mengisi kelas. Cobalah tanyakan ke mereka, apakah ada ide untuk bermain dan belajar yang menyenangkan. Pasti mereka akan berlomba memamerkan ide terbaiknya. Membanggakan apa yang ada dalam kepalanya. Menceritakan alur kisah yang mereka khayalkan. Ini sangat menyenangkan. Menatap binar menggebu di sorot matanya. Meneduhkan.

Pokoknya apapun yang kalian pelajari bersama mereka, yakinlah pasti menyenangkan. Tidak usah takut kehabisan ide dan kreativitas, mereka pasti akan mencetuskan keasikannya sendiri. Jika mulai buntu, coba sharing juga sama mereka. Dijamin jawaban-jawaban mereka tak terduga. Salah satu pengalaman murid saya selama belajar di rumah adalah menukar nama kontak saya dengan guru satunya. Ini lucu, unik, dan menggemaskan. Jika ditanya alasannya, biar asik aja. Lucu kan :) 

#BERSEMADI_HARIKE-18
#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya

Komentar

Postingan Populer