BLI-BOL --- Blitar Bolang
Kenapa aku begitu menyukai perjalanan. Karena dengan
melakukan sebuah perjalanan, aku akan menemukan banyak hal baru. Bahkan ketika
mengunjungi satu tempat yang sama, untuk kedua kalinya di waktu yang berbeda,
pasti akan menemukan hal yang berbeda. Percayalah. Karena setiap perjalanan
memiliki esensi makna yang berbeda-berbeda.
Perjalanan sendiri dengan perjalanan bersama orang lain
pastilah berbeda. Bersama orang lain pun juga berbeda-beda. Dengan teman,
saudara, orangtua, guru, atau tetangga. Dengan teman juga akan banyak jenisnya,
apakah teman dekat, teman lama, atau teman yang baru saja kenal. Semua akan
memberikan kesan yang berbeda pula. Begitu pula dengan saudara, tetangga maupun
guru.
Selanjutnya adalah tujuan. Tujuan perjalanan juga sangat beragam.
Bisa jadi tempat yang sangat ramai, begitu banyak manusia berkumpul dengan
tujuan sama atau berbeda. Atau bisa jadi pula tempat yang begitu sepi, hanya
ada segelintir orang, dan begitu hening suasana. Apakah itu ke tempat-tempat
yang berbau alam, natural. Atau justru tempat-tempat yang ramai sekali, seperti
pasar atau mal.
Modus dari perjalanan juga memiliki peran yang penting dalam
memaknai esensi perjalanan. Apakah itu
telah direncanakan jauh hari, ataukah spontan begitu saja muncul lalu langsung
jalan. Dan tentunya dalam rangka apa perjalanan ini dilakukan. Apakah dalam
rangka saling mengenal lebih dekat, ataukah justru nostalgia masa lalu,
mengenang.
Setiap perjalanan akan punya makna tersendiri pagi
pengelananya. Entah itu ke tempat yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya.
atau tempat yang sudah biasa dia kunjungi, baik secara rutin atau sudah dalam
tempo yang lama. Perjalanan ke tempat alam juga berbeda dengan ke tempat yang
sangat ramai dengan orang banyak. Perjalanan ke alam pun juga bergantung pada
apa dan siapa saja yang kita temui di sana.
Begitu juga dengan perjalananku kemarin. Meski bukan pertama
kali kunjunganku ke sana, tapi kesan yang kudapatkan begitu berbeda dan istimewa.
Perjalanan ini disponsori oleh mas Fikri dan pickup nya, karena tujuan utamanya
adalah pencarian ikan untuk di-supply ke para distributor. Dimulai pagi hari
berangkat dari rumah Bude Yun di Perak, Surabaya. Mengikuti jalur utama tol
hingga masuk pandaan, transit pertama kami adalah jenguk dek tsabbit di UIN
Malang.
Setelah itu, semua perjalanan murni bermodalkan petunjuk dari
abang google maps. Kami melanjutkan perjalanan langsung ke Blitar. Setibanya di
kota, kami sempatkan mampir untuk sholat dhuhur-ashar kemudian melanjutkan
perjalanan hingga ke Pantai Tambakrejo. Di situ rasanya penatku begitu lepas. Bisa
bermain riak-riak ombak di pantai, menciumkan kulit pada pasir pantai yang
begitu mengundang kerinduan.
Biar dilihat orang sendiri, seperti anak kecil, nggak kenal
panas, turis domestik. Aku nggak peduli. Yang penting aku bisa bahagia. Aku bisa
merasakan kesenangan, kepuasan, dan ketenangan. Sejenak kutinggalkan
hiruk-pikuk kota Surabaya yang begitu panas, bising, dan melelahkan. Sedikit saja
kunikmati ketenangan dan kebisuan pantai yang begitu alami keindahannya. Begitu
murni cintanya, dan begitu indah daya tariknya.
Sepuasnya kami menyantap makan siang ikan bakar dan menu
seafood lezat lainnya, kami pun kembali meluncur untuk menuju rumah mbak mila. Begitu
bahagianya beliau juga mas faruq menyambut kedatangan kami. Murni kami mencari
alamat mereka tanpa sekalipun menghubungi mereka untuk meminta petunjuk arah. Alangkah
bahagia itu tak terkira. Malam harinya kami habiskan perbincangan yang semakin
erat, tersisipi curhat-curhat tipis, nasehat-nasehat terselubung dari saudara
yang lebih tua, nikmat mana lagi yang bisa kudustakan. Di situ juga
kumanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas. Mengingat ada tanggungan tugas yang
harus selesai esok paginya. Sedangkan pagi itu kita harus kembali ke pantai
untuk menemui nelayan untuk bernegosiasi tentang ikan-ikan yang akan dikontrak
mas fikri.
Malam itu menjadi malam dingin dan tenang bagiku, meski baru
bisa terlelap setelah pukul 01.00, yang terpenting bagiku adalah ketenangan dan
membahagiakan saudara ada di atas segalanya. Terapy healing bagiku sangat
terasa ketika ada di kondisi sedemikian rupa. Alhamdulillah banget.
Keesokan harinya, karena kesiangan berangkatnya, di pantai
Tambakrejo cukup bertemu dengan pemilik gudang untuk dikontrak supply ikannya. Selanjutnya
karena semalam sudah diberi lampu hijau sama mbak mila buat ke pantai peh pulo,
aku pun begitu bersemangat untuk ke sana. Mas fikri pun juga mendukung seratus
persen untuk itu. Akhirnya meluncurlah kita kesana, lagi-lagi berbekal petunjuk
arag dari google maps. Setelah hampir 2 jam perjalanan ternyata kami sampai di
pantai serang. Daaan ternyata pantai peh pulo masih perlu perjalanan satu jam
lagi dari pantai serang. Dan itu jalannya cukup ekstrim. Melihat kondisi kami
sudah cukup lelah, ditambah aku sama sekali tidak bisa menggantikan mas fikri
nyetir, akhirnya kami memutuskan untuk tidak usah ke pantai peh pulo. Mungkin memang
takdirnya ke sana harus nunggu mbak mila. Hehehe.
Di pantai serang kami pun makan ikan bakar lagi, kemudian
bersiap untuk pulang. Karena di sini tidak begitu memadai tempat-tempat untuk
sholat, akhirnya kami putuskan untuk sholat di perjalanan pulang saja mencari
masjid. Syukurlah tak jauh dari pintu keluar sudah kami temukan masjid untuk
sholat dhuhur-ashar. Pada perjalanan pulang, rupanya percakapan kami berdua
semakin serius. Lebih didominasi tentang beberapa permasalahan asmara dan
keluarga, yang berujung nasehat-nasehat mas fikri untuk adiknya ini. sholat
maghrib-isya’ kami laksanakan di masjid sabilillah malang. Setelah itu
perjalanan sudah cenderung aman, karena sudah sama-sama familiar, dan dibantu
dengan fasilitas jalan tol yang begitu
nyaman dan memadai.
Ada banyak ilmu yang kudapatkan dalam perjalanan ini. Wawasan
baru yang mendominasi adalah imu dan praktik fotografi dan lebih lihai
otomotif. Setelah itu ilmu sosial dan perkembangan bisnis, tak lupa juga ilmu
bagaimana berkomunikasi dengan baik pada semua jenis orang. Dengan berbagai
macam kedekatan dan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda.
Indahnya perjalanan, darinya kudapatkan ilmu dan wawasan. Darinya
kuterima berbagai pengalaman. Dan bersamanya kutanamkan banyak harapan baru. Kusadari
bahwa Allah begitu mencintaiku, dengan memberiku kesempatan yang begitu indah
ini. Terima kasih, Allah! Cinta-Mu begitu indah dan nyata.
Komentar
Posting Komentar