Aku Rindu


Rasul, malam ini aku ingin mengadu, bersama rangkaian pujian yang kulantunkan padamu, Rasul, aku ingin menangis, negaraku tengah diuji. Seperti yang dulu pernah Rasul sebutkan, bahwa suatu saat umat Rasul akan terbagi menjadi puluhan golongan, inilah yang terjadi sekarang, Rasul.

Ada satu peristiwa yang memicu ini semua Rasul, besok telah diputuskan rasul, akan terjadi sebuah demo besar-besaran di ibukota Negara kami Rasul, di sana umat muslim berkumpul dengan satu tujuan, dendam. Mereka bilang mereka membela Al-Qur’an, yang baru saja kami bersama dengarkan, keluar dari mulut salah satu pemimpin mereka, dengan nada menghina.

Rasul, aku takut, aku takut apa yang kuyakini ini salah, aku juga takut apa yang mereka lakukan kurang tepat, lalu kemudian membuat kami terpecah-belah. Aku takut, Yaa Rasulullah. Malam ini rinduku padamu begitu nyata, harapan tuntunan dan bimbinganmu, dan contoh nyata dari tutur kata serta sikap tubuhmu, Rasul, aku begitu merindukan semua itu.

Malam ini lantunan sholawat padamu begitu dalam dan hanyut, bersama bisikan doa dan harapan, rindu sosokmu yang penuh wibawa dan bijaksana, pemberi segala kehangatan dan wejangan yang sejuk, melalui tingkah laku dan teladan yang santun adanya.

Rasul, jika saat ini engkau ada di antara kami, apa yang kulakukan terhadap sosok Rasul selain tersungkur memeluk kedua kaki Rasul, bersimpuh kami di hadapan engkau, berlindung kami dari segala keserakahan dan hawa nafsu angkara dendam yang telah menguasai akal sehat kami, dan kepandaian dan kemajuan pikir yang tak mampu kami imbangi dengan karakter mulia sebagaimana kesantunan dan kebijakan engkau dalam menghadapi berbagai masalah.

Rasul, semenjak engkau pergi, bahkan sejak masih ada engkau, sebelum engkau diturunkan ke muka bumi, perselisihan memang telah ada di tengah-tengah kami. Bukankah perbedaan memang diciptakan supaya kita bisa mengambil pelajaran darinya. Bukankah langkah kami yang terseok-seok ini bukti dianjurkannya pada kami untuk berpegang teguh pada anjuran yang telah kau berikan melalui guru-guru kami.

Kami malu Rasul, kami ternyata tidak mampu meredam amarah kami, kami ternyata tak setabah engkau yang begitu tak terkira menerima perlawanan tak henti dari musuh. Kami ternyata lemah terhadap suatu hal kecil yang mampu menyulut persatuan kami. Kami sesungguhnya mungkin telah keluar jalur perintahmu, tapi kami sungguh hamba yang kurang mengerti.

Rasul, maafkan kami, umat yang tak tahu malu, umat yang tak tahu diri, umat yang sombong, umat yang merasa sok suci. Rasul, kami masih ingin berada dalam jalur barisanmu, ridhoilah kami Yaa Rasul, terimalah kami dalam indahnya bersatu dengan wewangi sosokmu, leburkanlah khilaf dan salah kami dalam agungnya asmamu, Rasul.

Yaa Allah

Engkau Maha Memberi Petunjuk, tolong tunjukkanlah kami pada jalan yang lurus, jalan yang Kau tunjukkan pada kekasih dan hamba-Mu.

Engkau Maha Suci dan Mensucikan, sucikanlah kami dari segala dosa kecil dan besar, sucikanlah kami dari perasaan merasa sangat suci, sucikanlah kami dari perasaan sangat besar kami.

Engkau Maha Besar, tiadalah kami selain hamba yang begitu kecil di haribaan-Mu, tiadalah kami disanding segala permasalahan yang Kau tunjukkan pada kami.

Engkau Maha Indah, indahkanlah kami dengan perilaku yang indah di sisi-Mu, jauhkanlah kami dari segala perbuatan yang kurang pantas dilakukan oleh hamba-Mu.

Engkau Maha Agung, tiadalah problema kehidupan kami selain hanyalah secuil di hadapan-Mu, tak kuasa hamba mengatasinya tanpa seizin dan pertolongan dari-Mu.

Engkau Maha Mulia, kami hanyalah hamba berlinang dosa, bersimpuh di haribaan-Mu, mengharap ampunan atas segala dosa yang kami perbuat, atas sadar maupun tak sadar kami.


Komentar

Postingan Populer