Datang dan Pergi
Hidup di dunia bagaikan sebuah perjalanan, tidak panjang, hanya sesingkat hirup nafas, sedekat daging dan tulang, dan seerat otot dan darah, milik manusia.
Dalam satu siklus hidup, seorang manusia tidak mengarunginya sendiri, ia akan bersama dengan banyak aspek lainnya, manusia-manusia lain yang mengisi dan mewarnai kisah hidupnya. Ada yang datang mengurai kisah, menorehkan suka cita juga gurat luka, dan ada juga yang hanya melintas meninggalkan jejak setapak dan pergi tak akan kembali lagi.
Untuk mereka yang cukup lama tinggal, sempat mengukir senyum dan kebahagiaan, akankah ia menahannya erat, takkan membiarkannya pergi, dan tentu mengubah pola skenario yang tentu mustahil terjadi.
Dan pada mereka yang berakhir luka menganga, menggariskan air mata dan perih, apakah bisa ia menghapusnya cepat, bersih tanpa noda tersisa, dan memulai lagi dari awal mula tercipta. Ini pun takkan terjadi.
Kini yang bisa ia lakukan, sebagai dalang, tak punya hak lebih selain menerima dan menjalani apa adanya. Cukup nikmati apa yang datang, siapapun yang melintas, kisah apapun yang tertinggal ataupun masih membekas cukup dalam, dan jika telah tiba saatnya semua itu pergi, tidak ada kata lain selain relakanlah.
Karena sebaik-baik manusia adalah yang berlapang dada atas semua yang telah terjadi, mengambil pelajaran berharga, dan tegap melangkah menyongsong masa depan.
01 Oktober 2016
Selamat Tahun Baru 1438 H
Dalam satu siklus hidup, seorang manusia tidak mengarunginya sendiri, ia akan bersama dengan banyak aspek lainnya, manusia-manusia lain yang mengisi dan mewarnai kisah hidupnya. Ada yang datang mengurai kisah, menorehkan suka cita juga gurat luka, dan ada juga yang hanya melintas meninggalkan jejak setapak dan pergi tak akan kembali lagi.
Untuk mereka yang cukup lama tinggal, sempat mengukir senyum dan kebahagiaan, akankah ia menahannya erat, takkan membiarkannya pergi, dan tentu mengubah pola skenario yang tentu mustahil terjadi.
Dan pada mereka yang berakhir luka menganga, menggariskan air mata dan perih, apakah bisa ia menghapusnya cepat, bersih tanpa noda tersisa, dan memulai lagi dari awal mula tercipta. Ini pun takkan terjadi.
Kini yang bisa ia lakukan, sebagai dalang, tak punya hak lebih selain menerima dan menjalani apa adanya. Cukup nikmati apa yang datang, siapapun yang melintas, kisah apapun yang tertinggal ataupun masih membekas cukup dalam, dan jika telah tiba saatnya semua itu pergi, tidak ada kata lain selain relakanlah.
Karena sebaik-baik manusia adalah yang berlapang dada atas semua yang telah terjadi, mengambil pelajaran berharga, dan tegap melangkah menyongsong masa depan.
01 Oktober 2016
Selamat Tahun Baru 1438 H
Komentar
Posting Komentar