Resensi Novel Mira W
Lagi – lagi tentang cinta, sebuah hubungan dengan berlandaskan
perasaan, hati, dan pergolakannya.
Cinta itu suatu karunia yang tak terlihat
namun akibatnya bisa sangat fatal, dapat mengaitkan semua aspek kehidupan lain,
juga dapat mengubah total jalan pikiran, serta arah kehidupan manusia.
Mira W, penulis wanita ini memang begitu identik dengan karya yang
sarat akan percintaan, hubungan, dan semacamnya. Dengan diramu bahasa yang
sangat dewasa dan pendalaman karakter yang berani membuat karya – karya Mira
menjadi mudah dikenali. Penggambaran adegan yang begitu vulgar dan terbuka
menjadikannya terlarang dari anak – anak di bawah umur.
Pada tahun ke empat puluh kepenulisan Mira, karya – karyanya
diterbitkan dengan versi yang berbeda, dengan lebih tebal, panjang dan lebar
membuat para penggemarnya mengernyit, apakah yang istimewa dari edisi baru
penulis wanita yang biasanya bukunya selalu tampil dalam bentuk kecil dan
tipis, sehingga mudah dibawa dan ringan, seperti buku saku.
Romansa yang dibuat oleh Mira memang bukanlah cerita picisan yang
dialami para remaja. Akan tetapi lebih kepada kisah orang dewasa, bagaimana
menyikapi cinta, menghadirkan cinta, dan membawa cinta itu kepada hal – hal
substansial yang kerap terjadi dalam kehidupan nyata.

Kisah kedua berjudul Sampai Maut Memisahkan Kita. Tentang sebuah
cinta, pengkhianatan, pengorbanan, dan pemaknaan sejati tentang cinta itu
sendiri. Sebuah cinta yang tulus, murni, dan pertama kemudian disakiti oleh
penorehan luka abadi, maka semua pun menjadi nyeri, tak pernah henti dari
dusta, pengkhianatan, dan wajah – wajah yang tersaji dipenuhi topeng kepalsuan.
Tak ada lagi cinta murni, bukti terkadang kurang mampu menjelaskan besarnya
cinta sejati. Disinilah pengorbanan hadir sebagai wajah pembuktian paling
manis, namun sayangnya semua harus beradu dengan waktu. Maka seperti apakah
cinta sejati itu? Apakah cinta yang bersaksikan nafas terakhir sang kekasih di
detik – detik kesadaran keduanya akan murninya perasaan tersebut?
Dengan membaca dua karya dalam novel karya Mira ini, pembaca
semakin diperkaya akan beberapa macam paradoks dalam dunia percintaan, ketika
dikawinkan dengan ambisi, ketika berhadapan dengan kemanusiaan, atau juga
ketika berselimutkan kerohanian. Karena cinta adalah urusan hati, maka
pemaknaannya juga harus menggunakan nurani.
Komentar
Posting Komentar