Resensi Novel Mira W



Lagi – lagi tentang cinta, sebuah hubungan dengan berlandaskan perasaan, hati, dan pergolakannya. 

Cinta itu suatu karunia yang tak terlihat namun akibatnya bisa sangat fatal, dapat mengaitkan semua aspek kehidupan lain, juga dapat mengubah total jalan pikiran, serta arah kehidupan manusia.

Mira W, penulis wanita ini memang begitu identik dengan karya yang sarat akan percintaan, hubungan, dan semacamnya. Dengan diramu bahasa yang sangat dewasa dan pendalaman karakter yang berani membuat karya – karya Mira menjadi mudah dikenali. Penggambaran adegan yang begitu vulgar dan terbuka menjadikannya terlarang dari anak – anak di bawah umur.

Pada tahun ke empat puluh kepenulisan Mira, karya – karyanya diterbitkan dengan versi yang berbeda, dengan lebih tebal, panjang dan lebar membuat para penggemarnya mengernyit, apakah yang istimewa dari edisi baru penulis wanita yang biasanya bukunya selalu tampil dalam bentuk kecil dan tipis, sehingga mudah dibawa dan ringan, seperti buku saku.

Romansa yang dibuat oleh Mira memang bukanlah cerita picisan yang dialami para remaja. Akan tetapi lebih kepada kisah orang dewasa, bagaimana menyikapi cinta, menghadirkan cinta, dan membawa cinta itu kepada hal – hal substansial yang kerap terjadi dalam kehidupan nyata.

Dalam buku berjumlah empat ratus lima puluh tujuh halaman ini terdapat dua kisah yang dituliskan, yang pertama adalah Merpati Tak Pernah Ingkar Janji. Menceritakan kisah perjalanan hidup seorang biarawati, konflik dalam kehidupan sosial sebelum dia resmi menjadi biarawati begitu kompleks, akibat tekanan yang tak henti diberikan oleh sang ayah, membuatnya mengalami pertentangan batin begitu besar berkali – kali. Mulai dari proses sosial dengan orang – orang baru di luar rumah, hingga hatinya tertambat pada seorang lelaki teman sekolahnya yang kemudian mengubah total cara pandanganya terhadap kehidupan. Pada akhirnya ia pun tahu harus diberikan siapa cinta murni yang bersarang di hati mungilnya.

Kisah kedua berjudul Sampai Maut Memisahkan Kita. Tentang sebuah cinta, pengkhianatan, pengorbanan, dan pemaknaan sejati tentang cinta itu sendiri. Sebuah cinta yang tulus, murni, dan pertama kemudian disakiti oleh penorehan luka abadi, maka semua pun menjadi nyeri, tak pernah henti dari dusta, pengkhianatan, dan wajah – wajah yang tersaji dipenuhi topeng kepalsuan. Tak ada lagi cinta murni, bukti terkadang kurang mampu menjelaskan besarnya cinta sejati. Disinilah pengorbanan hadir sebagai wajah pembuktian paling manis, namun sayangnya semua harus beradu dengan waktu. Maka seperti apakah cinta sejati itu? Apakah cinta yang bersaksikan nafas terakhir sang kekasih di detik – detik kesadaran keduanya akan murninya perasaan tersebut?

Dengan membaca dua karya dalam novel karya Mira ini, pembaca semakin diperkaya akan beberapa macam paradoks dalam dunia percintaan, ketika dikawinkan dengan ambisi, ketika berhadapan dengan kemanusiaan, atau juga ketika berselimutkan kerohanian. Karena cinta adalah urusan hati, maka pemaknaannya juga harus menggunakan nurani.

Komentar

Postingan Populer