Ketika sendiri bukan lagi yang terbaik

Kiranya
berikut bayangan – bayangan yang tergambar saat membaca sekilas sinopsis dari
buku Twin Path karya Mbak Eci dan Mas Ken ini. Topik utama yang akan kita temui
di sepanjang halaman adalah cinta, itu pasti. Apa yang kita temui setelah
menelusurinya satu per satu halaman demi lembar. Yang pasti disana ada cerita,
adegan, perbincangan, dan juga konflik tentunya.
Selayaknya
catatan perjalanan yang kerap ditulis para travel writer, mbak eci telah meramu
‘putra’nya ini dengan sedemikian indahnya. Potongan kisah yang ditulis mengalir
sesuai alur yang murni tertata dari Sang Maha Skenario terasa begitu dalamnya,
hingga satu dua dialog yang ada juga begitu alami, tanpa adanya rekayasa atau
sengaja dihadirkan sebagai bumbu cerita, karena memang kisah cinta mereka
begini adanya.
Ada
saatnya jantung kita berdebar kencang saat sampai di kisah ketika sang ayah
dari Elisa ini tidak mengizinkan untuk segera melangsungkan pernikahan setelah
proses taaruf, namun seringkali pembaca dibuat semu memerah pipinya lantaran
tersipu akan betapa indahnya menjadi seorang anak perempuan, yang nantinya akan
menjadi seorang istri dan juga ibu. Surga mana yang mampu kita dustakan
nikmatnya.
Bagi
pembaca yang telah menemukan pasangan, akan tetapi belum berlanjut ke jenjang
pernikahan, setelah membaca Twin Path ini mereka akan segera merumuskan apa
sajakah yang perlu dipersiapkan di kehidupan mendatang. Sedangkan bagi seorang
yang masih single, ketika membaca untaian kisah ini akan memiliki beragam
interpretasi, dari yang ingin sesegera mungkin memantaskan diri untuk mencari
sosok pendamping yang diidamkan, atau melihat kembali beberapa orang yang telah
berhasil menggelitik hatinya, atau juga melihat-lihat di sekeliling, siaga jika
saja ternyata orang yang diduga-duga tersebut ternyata bukan lain orang dekat
sendiri. Begitulah single, alam khayal dan pikirannya bebas berkelana jauh
kemana – mana.
Twin
Path bagi pembaca adalah kamus kehidupan gerbang pernikahan. Tapi isinya tak
hanya menceritakan bagaimana proses menuju transisi sakral tersebut. Di
dalamnya juga terdapat nilai dan ilmu yang belum tentu kita temukan di souvenir
pernikahan yang kerap kita dapatkan di perhelatan resepsi pernikahan, atau pada
catatan perjalanan seseorang yang menemukan sesuatu yang selama ini ia cari.
Diantaranya ada ketulusan, kesederhanaan, kesabaran, keistikamahan, dan juga
kebahagiaan abadi.
Mungkin
di luar sana banyak pasangan muda yang memiliki kisah serupa, akan tetapi hanya
dengan mengabadikannya melalui tulisan inilah yang nantinya menjadi berharga
dan tentunya memberi manfaat untuk sesama, terutama pembacanya. Menjadi penulis
bukanlah hal yang sulit, akan tetapi membulatkan tekad untuk segera
menggerakkan tangan dengan pena tergenggam atau menarikan jari – jari diatas
tuts keyboard adalah tindakan yang penuh dengan keyakinan dan tidak semua orang
memilikinya.
Maka
jangan menjadi iri jika melihat betapa dramatisnya kehidupan seorang penulis,
hanya dengan membaca karyanya. Karena semua yang dilalui dan dialami seorang
penulis bukan lain juga hal yang sama dengan kehidupan sehari – hari manusia
biasa. Semua menjadi istimewa ketika sudut pandang pembaca telah tersita dalam
buaian kalimat yang diramunya, dan alam khayal pembaca bukan penulis yang
bertanggungjawab atas hal itu. Bukankah alam semesta ini juga bahan bacaan yang
begitu luas?
Twin
Path membuktikan bahwa dengan menulis kebahagiaan itu akan abadi, diatas
kertas, di dalam fil, atau dalam kenangan para pembaca. Dengan menulis juga
kebahagiaan itu tentu akan berlipat ganda seiring kemanfaatan yang mampu
diserap oleh para pembaca. Mungkin beberapa pembaca akan merasa terharu,
terkesima, speechless, galau, atau lain sebagainya. Itu hak mereka, dan dari
beragam perasaan yang timbul ini, penulis telah berhasil mengoyak emosi pembaca
dengan sempurna.
Semoga
pernikahan kalian senantiasa dilimpahi berkah, sakinah mawaddah dan rohmah dari
Allah. Selamat atas calon buah hati yang telah hadir diantara kalian, semoga
tumbuh sehat, dan lancar semua perjalanan kehidupan kalian, di bumi manapun
kalian berada. Salam hangat dari adik yang tak henti belajar dari perjalanan
hidupmu yang indah.
Salam,
Ihdina
Sabili
Komentar
Posting Komentar