Resensi Metamorfosa



Manusia adalah makhluk hidup yang takkan berhenti tumbuh dan berkembang. Oleh Mukhlis Said diterjemahkan proses alamiah ini dalam buku perdananya yang berjudul Metamorfosa, dari siswa jadi mahasiswa. Buku bersampul warna putih berisikan 125 halaman ini terbagi menjadi 3 sub bagian, yakni metamorfosa pola pikir, metamorfosa perilaku, dan jiwa.

Mukhlis seakan menuangkan sekelumit catatan hidupnya yang sarat akan pengalaman berharga dan pelajaran bermanfaat, khususnya di masa – masa perkuliahan, karena jenjang perubahan yang sangat siginifikan pada manusia terjadi ketika ia memasuki fase pendewasaan, itu terjadi pada pasca usia 17 tahun hingga seperempat abad, di usia ini pula manusia mengalami masa sensitif akan hal – hal yang berkenaan dengan pencarian jati diri, eksistensi, dan juga pematangan kepercayaan diri.

Buku ini sangat cocok dibekalkan pada calon mahasiswa baru, sebagaimana judulnya, dari siswa jadi mahasiswa, karena di dalamnya Mukhlis menceritakan tahapan – tahapan penting dalam perkuliahan, macam – macam jenis mahasiswa, dengan peristilahan nama – nama hewan, dan sesuai realita yang memang terjadi pada masa perkuliahan, khususnya di kampus dimana Mukhlis menimba ilmu.

Buku ini begitu persuasif mengajak para pembacanya untuk menggerakkan hati dan pikirannya menuju hal – hal yang lebih positif dan bermanfaat, mengubah pola pikir mereka penuh dengan optimistis, dan menyadarkan para pembaca akan hal – hal sederhana yang terjadi pada hidupnya semua bukanlah karena kebetulan, melainkan sudah diatur sebagaimana rupa oleh Allah, Sang Pencipta.

Menjadi seorang aktifis, bukanlah cita – cita semua calon mahasiswa, tetapi dengan membaca Metamorfosa ini, para siswa akan menjadi lebih selektif dalam menentukan arah jalannya ketika memasuki bangku perkuliahan, bukankah semua perjalanan mempunyai tujuan? Di dalam buku ini, tujuan – tujuan yang kurang tepat akan diluruskan oleh si penulis. Dilengkapi endorsement orang – orang istimewa semakin menambah daya tarik karya perdana Presiden BEM ITS tahun periode 2013/2014 ini.

Sekadar menjadi masukan untuk penulis bahwa dalam menyusun karya – karya istimewanya tentu harus melewati berbagai tahap yang selektif, karena masih ada beberapa kesalahan ketikan pada kepenulisan di buku ini. Namun di luar itu semua, buah pikiran sang penulis sangat bermanfaat pada para pembaca, karena dari ribuan atau bahkan jutaan mahasiswa di Indonesia memiliki pengalaman serupa dengan penulis, tapi hanya segelintir dari mereka yang berkenan membaginya dengan masyarakat. Bukankah ucapan akan hilang dan tulisan akan abadi? (din)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer