Untuk Kartini Sejagat



Kenapa Tuhan ciptakan manusia lebih dari satu jenis, dibedakan dari jenis kelaminnya, dengan pendekatan fisik yang berbeda, dengan karakteristik berbeda, dan kejiwaan yang berbeda pula. Kala itu Adam di surga dianugerahi sekian banyak kenikmatan dan kelezatan, tak ada yang mengalahkan kebahagiaannya, keinginan apapun telah dipenuhi oleh Tuhannya. Hingga pada suatu saat puncak dari semua keadaan itu sampai pada titik kekosongan jiwanya. Ternyata dia masih merasa kosong, sepi, dan kurang. Lalu ia pandangi sekelilingnya, dilihatnya hewan-hewan yang juga tinggal di surga tengah bahagia dengan pasangan masing-masing, mereka tersenyum dan tertawa bersama, menjalani hidup bersama, dan saling melengkapi kebutuhan dan kekurangan masing-masing.

Keresahannya kian hari kian bertambah, hingga Tuhan menangkap kegelisahan tak berujung yang tengah dirasakan hamba manusia pertama-Nya itu. Di saat Adam tengah tertidur, diambillah sepotong bagian dari tulang rusuknya, lalu diciptakanlah satu manusia lagi, ditempatkanlah di sisi Adam, untuk menghilangkan keresahan Adam, mengurangi kesedihannya, mengisi kekosongannya, menghibur kemurungannya, membantu menyelesaikan permasalahannya, melengkapi kebahagiaannya, dan bersama-sama dengannya menghasilkan keturunan hingga saat ini. Wanita, sebelum kelebihan apapun yang dimilikinya, dirinya sudahlah merupakan sebuah anugerah terindah dari Tuhan kepada manusia. Untuk mengurangi kemurungan di atas bumi ini, untuk menghidupkan kekeringan jiwa, untuk melengkapi keutuhan kebahagiaan manusia, dan untuk penghias pola kehidupan umat manusia.

Hakikat perempuan pada dasarnya sebagai pelengkap dan penghias tidak menjadikan dia berada di posisi yang rendah. Wanita berhak dijunjung setinggi mungkin. Ia adalah sekolah pertama bagi manusia. Ia juga pabrik pertama calon manusia. Dan ia juga penentu kebahagiaan dan kesuksesan seorang manusia seutuhnya. Karena ibu, seorang wanita paling mulia itu, dialah yang mengandung calon hingga jadilah seorang manusia secara utuh hingga 9 bulan, dialah yang memberi pendidikan awal pada manusia sejak belia, bahkan sejak dalam alam kandungan, dan dia pula lah yang menjadi muara kebahagiaan manusia, dari kakinya manusia yang terlahir dari rahimnya mendapatkan surga dengan berbakti sepenuh jiwa raga.

Wahai kaum hawa. Jangan sia-siakan hidupmu dengan melakukan hal-hal yang merugikan. Sejatinya hadirmu saja sudah memberikan arti lebih pada pola kehidupan umat manusia. Lalu jangan jadikan itu sebagai sarana kau bersenang-senang dan berfoya-foya sesuka hati tanpa memperhatikan aturan. Wahai kaum perempuan. Perhatikan betapa mahalnya dirimu, jangan rendahkan diri dengan perilaku yang rendah pula. Jagalah dirimu karena perhiasan sejati lahir dari hati yang tulus dan budi pekerti yang mulia. Wahai kaum wanita, sudah banyak teladan pahlawan dari jenismu mengorbankan dirinya demi kemerdekaan, kaum, bangsa, dan negaranya. Sudah banyak pula contoh buruk yang menjatuhkan martabat kaummu. Kini tampuk itu ada di tanganmu.

Meski kita tak lagi hidup di masa Ibu Hawa, kita tak lagi bisa bertemu Ibu Khadijah, kita juga tak lagi bersua Ibu Kartini. Tapi lihatlah mutiara yang mereka hasilkan dari peluh keringat, tetes darah, dan juga linangan airmata mereka. Jika ingin kita selamatkan generasi bangsa ini dengan menjunjung tinggi keadilan dan memegang erat harkat martabat manusia, maka jangan remehkan perjuangan wanita, jangan kesampingkan jerih payah perempuan, dan jangan hancurkan martabat mereka. Karena wanita yang baik adalah penghias suatu Negara. Dan bukankah dibalik kesuksesan seorang lelaki terdapat seorang perempuan yang luar biasa. Biarkan perempuan penuh perasaan, dengan itulah ia membawa perubahan.

Komentar

Postingan Populer