Sejarah yang terjarah
Terdengar bunyi media di segala penjuru
Anjuran untuk mengibarkan bendera setengah tiang
Lantaran mengenang tragedi lima puluh empat tahun silam
Sebuah peristiwa yang hampir dilupakan banyak orang
Ah, mereka tak sedang cari muka kan?
Atau hanya menebalkan citra diri yang kian mahal
Coba tanyakan mereka yang sedang bersungut-sungut di depan
meja panjang
Mereka yang menggebu-gebu hingga urat lehernya menjerit
Mereka yang menggigil lantaran dinginnya pendingin ruang
gedung megah
Mereka yang berjas rapi, namun menebar senyum misteri
Ingatkah tentang sebuah cerita
Yang kerap dihafalkan siswa sekolah dasar sebagai sebuah
sejarah
Tentang tujuh nama yang diabadikan di monumen dan museum
nasional
Tujuh nama yang harum di bumi pertiwi
Tujuh nama yang terpatri di benak rakyat pribumi
Tujuh nama yang kini takkan dijumpai lagi pada petinggi
negeri
Sejarah rupanya telah menjadi lagu lama yang cepat hilang
terhempas
Pahlawan hanya diingat untuk mengenali mata uang dimana
terlukis wajahnya
Dan nilainya telah lenyap terhembus gelora politik praktis
dan kedok kemajuan bangsa
Sadarkah kita masih berhembus nafas pengorbanan itu di
sudut-sudut kota
Ingatkah kita akan nama pahlawan yang terpatri di kota kita
Atau telah raib semua yang menjadi benih kemerdekaan kita
seutuhnya
Kita lebih bangga menyebutnya metropolis
Dengan gayanya yang serba minimalis
Tapi begitu mudahnya melunturkan rasa nasionalis
Tak mau dianggap Negara yang tertinggal era globalisasi
Tapi nilai sejarah dicibir tak dihirau lagi
Komentar
Posting Komentar