Falling In Love


            Mencintai itu keputusan, jika kau mulai merasakan suatu getaran yang berbeda, jujurlah pada hatimu, sesungguhnya pada siapa ia mulai jatuh, pada siapa ia mulai metasa tercuri, hingga pada siapa ia mersa termiliki, dan jawabannya ialah seseorang yang saat ini tengah kau cintai, tanpa kau bimbing tanpa kau arahkan, ia telah memutuskan dengan sendirinya, pada siapa ia terjatuh, ia menaruhkan diri hingga ia terkunci erat dalam kepemiikannya, tak usahlah risau, hilangkan semua galau, bernafaslah secara normal, dan hembuskan semua penat perlahan, kemudian diamlah sejenak, tanyalah baik-baik pada lubuk hati terdalammu, sesngguhnya wajah siapakah yang saat ini mengganggu tidurnya, nama siapakah yang saat ini memenuhi relung kalbunya, sosok siapakah yang saat ini tak henti melintas di pelupuk matanya, jika telah kau temukan jawabnya, tataplah hatimu penuh yakin, sentuhlah kalbumu lembut, rabalah perasaanmu mesra, lalu tersenyumlah, berbahagialah, sesungguhnya bunga-bunga telah menjelma taman indah di sanubarimu, langit hatimu tengah mengembang indah dan air segar nan dingin mengguyur deras menentramkan sekujur jiwa.

            Ketika hati telah berhasil memutuskan pada siapakah ia menjatuhkan dirinya, ia mulai berkaca diri, menatap dirinya lama sekali di depan cermin, menelusuri lekuk-lekuk wajah dan tubuhnya begitu cermat, semua liuk dan liku ia pahami begitu mendetail sangatlah rinci, hingga tak ada secuil pun celah terlewatkan dari tangkapan hitam pupil mata, ia raba seluruh permukaan jiwa dan raganya, ia sentuh sedikit lama, ia hayati dengan segenap rasa yang tertumpah ruah, perlahan ia mencoba menafsirkan sejuta makna dari kondisi dan keadaan jati dirinya, terlalu lama ia terpatung berdiri di hadapan kaca membuat kakinya kesemutan, kemudian keram hingga akhirnya mengeropos, mengering dan rapuh, pada akhirnya kaki itu patah, semua keindahan diri yang ia kagumi sekian detik yang lalu seketika hancur melebur, lumpuh meluruh dan kepercayaan dirinya melayang dalam sekejap hingga serasa bumi menghimpitnya penuh tekanan.

            Setelah membangun kaki rapuhnya, memasangnya kembali menjadi satu keutuhan badannya, ia segera menatap kaca dengan sangat cepat, menangkap bayangan siluet dirinya sekilas dan cepat-cepat ia tersenyum, membuat sebuah keputusan baru bahwa ia cantik, ia indah, ia mempesona, ia berhak mencintai, ia yang sedang berbunga-bunga, ia yang sedang senyum-senyum sendiri, ia yang tengah jatuh tapi tak sakit, ia yang tengah tercuri tapi tak merasa kehilangan, ia sangat bahagia, ia sedang kasmaran, ia sedang tak ingin berhenti tersenyum, dewi asmara tengah memeluknya erat, dan ia sangat menikmati hangatnya dekapan erat itu begitu manja dan penuh perasaan. Cepat-cepat ia palingkan muka dari kaca, ia tatap langit biru begitu menawan, mentari setia mengawasi waspada tanpa secuilpun rasa cemburu, ia hirup nafas dalam-dalam, penuh penghayatan mendalam, kemudian ia hembuskan masih dengan perlahan pula, dengan mata terpejam ia rasakan angin segar itu menyusup, menelusuri jiwanya, menjelajah ruang-ruang raganya, begitu damai, dingin, segar dan sangat romantis, bisikkan kata terindah dalam kalbunya, aku sedang jatuh cinta.

Komentar

Postingan Populer