Cintaku
Cintaku tak setulus para sufi
juga tak sejernih para wali
apalagi menyamai derajat nabi
namun tak mampu ku pungkiri
rasaku sehangat terik mentari
selembut basah embun pagi
sehalus putaran gerak bumi
dan seharum rumpunan melati
mungkin kini belum kau sadari
hadirmu membawa sejuta arti
bahkan hembus nafasmu
selimuti
seonggok jiwa dalam sanubari
dibawah kolong langit ku
berdiri
sejenak menghitung sekian
hari
semenjak namamu mulai
terpatri
terlukis rapi di lubuk hati
sejauh ini ragaku menggigil
sendiri
menahan dingin menusuk kulit
ari
lalu hatimu datang sekonyong
mencuri
secuil daging dibalik urat
nadi
aku tak mampu mengelak lagi
betapa sosokmu bukanlah duri
yang datang hanya untuk
melukai
dirimu lebih dari setetes
sari
buah cinta putik melepas
kebiri
diri ini tidak lagi bayi
yang hanya merengek mencari
asi
diriku telah beranjak putri
yang butuh penata hati
saat cinta telah meliputi
tak ada lagi duka dan lara
hampiri
saat rindu mulai melindungi
tak ada lagi aksara mewakili
hatiku lemas terkapar lesi
tatkala kalbu tak mampu
menghindari
gejolak rasa melingkupi mimpi
hingga tibalah masanya
berpasrah diri
mulai pagi hingga senja lagi
tak henti daguku terpangku
sepi
mengurai rasa lewatkan hari
hingga kelak ajal menjemput
diri
Surabaya, 10 Mei 2013
Komentar
Posting Komentar