POSEIDON 2013


Hari ini hari istimewa bagiku, saat aku mengikuti sebuah seminar menulis bernama POSEIDON di kampus ITS tercinta tepatnya di gedung pasca sarjana lantai 3, aku berangkat bersama sahabat seperjuangan kuliahku, hamida, dan disana bertemu mereka yang telah lama kurindu sehati dalam literasi, yakni mereka dari TNR 13, FLP Surabaya, 3 orang yakni mbak utha, mbak putri dan mas baim, miss you all J. Saat ishoma, aku bertemu dengan sahabat seperjuangan di pondok pesantren, ia seorang pimpinan redaksi majalah dan penggiat literasi di Langitan, adi ahlu dzikri. Sungguh momen yang langka dapat bersama-sama dengan mereka dalam even yang sangat istimewa ini. Apalagi aku dapat bertemu, mendengar serta melihat langsung penuturan dan motivasi dari seorang penulis terkenal di bumi pertiwi, TERE LIYE dan penulis alumnus ITS sendiri bernama SATRIA NOVA.
Satria Nova (satrianova16@gmail.com)
“Menulis itu mudah”
Tidak ada alasan menulis itu susah, satu-satunya orang yang menghalangi kalian maju ialah kalian sendiri
-          Scripta Manent Verba Molent Tulisan itu abadi dan suara itu musnah (Aristoteles)
-          Satu peluru bisa menembus satu kepala tapi satu telunjuk (tulisan) sanggup menembus jutaan kepala (Sayyid Qutub)
-          Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis (Imam Al-Ghazali)
-          Sejarah hanya ditulis dengan dua warna, merah darah para syuhada’ dan hitam tinta para ulama’/penulis (Dr. Abdullah Azam)
Menulis untuk apa?
-          Shodaqoh jariyah
-          Finansial
Andrea Hirata, Ippo Santosa, Habiburrahman El-Shirazy, Asma Nadia, Raditya Dika, Satria Nova
Motto : “Khoirun naas anfa’ahum linnaas” –Bermanfaat untuk umat-
Keadaan yang sering dialami menulis :
-          Tidak punya motivasi
-          Takut memulai
Tips menulis asyik :
-          Menulis sesuai bidang dan minat anda
-          Pilih waktu yang tepat, temukan Golden Time
-          Menulis di tempat yang nyaman
-          Menyendiri
-          Gunakan fasilitas pendukung jika perlu
Tips menjadi penulis yang handal :
-          Banyak membaca
-          Sering menulis
-          Kreatif
-          Pantang menyerah
-          Bergabung dengan komunitas
“pintar-pintar bagi waktu itu mutlak” “menulislah untuk diselesaikan”
            TERE LIYE (Usia 33 tahun)
            Beliau menulis sejak usia 7-8 tahun, suka menulis puisi
Ø  Menumbuhkan sedikit nyala api di dada
Kenapa kita menulis? Karena dengan menulis buah kebaikan kita akan selalu dikenang orang
KALIAN BISA MENULIS APAPUN
Tips menulis :
-          Adalah bohong jika penulis tak punya topic tulisan dan sudut pandang special
-          Punya amunisi yang banyak, menulis itu seperti menuangkan air ke dalam gelas. Amunisi berupa semua yang dibaca dan diamati, bohong jika seorang penulis itu tak pernah membaca. Seorang pengamat yang baik ialah yang mengamati sampai celah terkecil dalam kehidupan.
-          Menguasai keragaman bahasa
-          Tidak ada tulisan yang baik dan tidak baik, adanya yang relevan dan tidak relevan
-          Mulailah menulis, lupakan bagus atau tidaknya
-          Lakukanlah yang terbaik, maka kesuksesan akan kau dapat
-          Tulislah apa yang ingin kamu tulis, jangan menghiraukan komentar pembaca
-          Tulislah dari hatimu, maka tulisan itu akan sampai pada hati pembaca
-          Latihlah dengan niat yang baik
-          Ide bukan kendaraan yang dengan mudah bisa dicuri orang di jalan, atau sepasang sandal yang dengan gampangnya orang mengambil, namun ide ialah apa yang melekat di kepalamu
-          Tidak ada roda yang ditemuka dua kali, yang ada ialah inovasi-inovasi baru tentang roda itu sendiri
HITAM
Dia selalu datang terlambat, dalam situasi apapun ia hadir di akhir, hingga lama-lama ia lelah, ia marah, jengkel dan kesal, dan akhirnya ia melayang jauh meninggalkan semua, itulah alasannya pelangi tak mempunyai warna hitam
Kisah antara 3 dokter cantik yang cantik hatinya
Di suatu tempat, ada tiga perempuan yang berteman sejak di bangku perkuliahan, tepatnya di fakultas kedokteran di suatu universitas. Kemanapun mereka pergi, selalu bersama, hingga akhirnya tiba saatnya masing-masing dari mereka harus berpisah dan melanjutkan kehidupan masing-masing, mereka punya komitmen untuk bertemu kembali setelah 20 tahun berlalu, dan mereka harus menyebutkan berapa jumlah pasien yang telah ditanganinya.
Waktu terus berlalu hingga 20 tahun pun tak terasa, di suatu momen reuni bertemulah mereka bertiga, dan mereka benar-benar memenuhi janji mereka,
Dokter 1 : aku menjadi seorang dokter umum di daerahku, kurang lebih keseluruhanku pasienku berjumlah 100.000 orang
Dokter 2 : aku menjadi seorang dokter bencana alam, tugasku mengikuti rutinitas alam, tsunami di aceh, gempa bumi di Jogjakarta, bahkan tsunami di sri lanka menjadi sasaranku mencari para korban yang benar-benar sangat membutuhkanku, mungkin pasienku keseluruhan berkisar 120.000 orang
Dokter 3 : selepas pengukuhanku menjadi dokter 20 tahun yang lalu, aku segera diperintahkan untuk menikah, ternyata setelah aku menikah, ibuku jatuh sakit, dan tak ada saudara yang sanggup merawat beliau, jadi aku harus merawatnya sepenuh jiwa ragaku, 4 tahun berlalu, ibu semakin mendekati ajalnya hingga akhirnya beliau dipanggil oleh Sang Kuasa. Aku berfikir sudah saatnya aku mulai mengabdi untuk masyarakat, ternyata dugaanku salah, karena suamiku jatuh sakit dan pasti akulah yang aku harus merawatnya siang dan malam. Di sela-sela kesibukanku merawat sang suami, terkadang aku merasa lelah, bosan dan ingin memberontak, tapi ini tak mungkin kulakukan, hingga akhirnya kuputuskan untuk menulis, setiap selesai memandikan dan menyuapi makan sang suami, segera kutuliskan apapun yang terlintas di hatiku selama ini pada blog-ku, 3 tahun berlalu dan suamiku sudah pulih, sehat kembali, aku sudah tak ingin membuka praktek dan waktuku kucurahkan hanya untuk suami dan kedua buah hatiku, aku sudah mulai bosan menulis curahan hatiku di blog karena aku merasa tak ada yang memperhatikannya, aku mulai mencoba menulis tentang bidangku, lebih tepatnya supaya tak hilang begitu saja, mulai kutulis tentang tips-tips kesehatan sederhana, hingga kasus-kasus kesehatan yang kuanalisa yang akhir-akhir ini kerap menjadi pembicaraan hangat di publik. Tak  kusangka 5 bulan kemudian seorang editor sebuah penerbit menghubungiku untuk meminta izin menerbitkan semua tulisanku di blog tentang kesehatan. Sejak saat itu aku mulai semangat dan makin rajin menulis. Terakhir 3 bulan yang lalu aku mendapat berita dari penerbit yang biasa menerbitkan karya-karyaku bahwa bukuku telah cetak ulang karena penjualan yang sangat laku keras hingga total keseluruhan bukuku telah habis terjual hingga jutaan eksemplar, banyak sekali konsumen yang merasa tulisan-tulisanku bermanfaat bagi mereka. Namun pasienku hanya dua, ibu dan suamiku sendiri.
Antara burung pipit, penyu dan pohon kelapa, pilih jadi yang mana?
            Burung pipit bisa terbang berpetualang kemanapun ia mau, seberang kota, provinsi bahkan pulau ia mampu menjangkaunya, begitu banyak yang ia lihat dan amati sepanjang perjalanan.
            Penyu mampu kekuatan berenang yang sangat dahsyat, ia mampu berenang sejauh manapun bahkan menyeberang benua pun ia mampu, sepanjang perjalanan, betapa ragam kehidupan yang telah ia lewati membuatnya kaya akan wawasan.
            Pohon kelapa sejak lahir hanya mampu bertahan di tempat ia hidup, takkan bergerak, berjalan apalagi terbang atau berpindah tempat, namun buahnya yang berjatuhan di tepi pantai, terserak terbawa air laut terombang ambing debur ombak sampai tiba di pantai seberang dan memulai kehidupan dengan jutaan tunas baru.
            Jika kita tak mampu berbagi kemanfaatan pada sesama, maka lahirkanlah sejuta karya yang mampu berpengaruh pada umat manusia.
Rubahlah dunia dengan tulisanmu, jika tak mampu cukup pada seseorang, buatlah ia menjadi lebih baik melalui tulisanmu.
Di pertengahan seminar beliau sempat memberi tantangan para peserta untuk menulis satu paragraph tentang mulut dan hidung, lalu aku menuliskan berikut :
MULUT
Berbusa, tak bertulang, sedikit lemas namun mampu membunuh penguasa, menjatuhkan kursi dan bahkan melenyapkan dunia
HIDUNG
Terengah menahan langkah, sekujur tubuh lumpuh melepuh,  hingga angin serasa terdiam terbisu, lalu berkaca pada cermin, lenyap sudah hidungku.
(dibacakan oleh TERE LIYE pada pukul 13:18 tanggal 14 April 2013)




Komentar

Postingan Populer