POSEIDON 2013
Hari ini hari istimewa bagiku, saat
aku mengikuti sebuah seminar menulis bernama POSEIDON di kampus ITS tercinta
tepatnya di gedung pasca sarjana lantai 3, aku berangkat bersama sahabat
seperjuangan kuliahku, hamida, dan disana bertemu mereka yang telah lama
kurindu sehati dalam literasi, yakni mereka dari TNR 13, FLP Surabaya, 3 orang
yakni mbak utha, mbak putri dan mas baim, miss you all J. Saat ishoma, aku bertemu dengan
sahabat seperjuangan di pondok pesantren, ia seorang pimpinan redaksi majalah
dan penggiat literasi di Langitan, adi ahlu dzikri. Sungguh momen yang langka
dapat bersama-sama dengan mereka dalam even yang sangat istimewa ini. Apalagi aku
dapat bertemu, mendengar serta melihat langsung penuturan dan motivasi dari
seorang penulis terkenal di bumi pertiwi, TERE LIYE dan penulis alumnus ITS
sendiri bernama SATRIA NOVA.

“Menulis itu mudah”
Tidak ada alasan menulis itu susah,
satu-satunya orang yang menghalangi kalian maju ialah kalian sendiri
-
Scripta
Manent Verba Molent Tulisan itu abadi dan
suara itu musnah (Aristoteles)
-
Satu
peluru bisa menembus satu kepala tapi satu telunjuk (tulisan) sanggup menembus
jutaan kepala (Sayyid Qutub)
-
Kalau
kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis (Imam
Al-Ghazali)
-
Sejarah
hanya ditulis dengan dua warna, merah darah para syuhada’ dan hitam tinta para
ulama’/penulis (Dr. Abdullah Azam)
Menulis untuk apa?
-
Shodaqoh
jariyah
-
Finansial
Andrea Hirata, Ippo Santosa,
Habiburrahman El-Shirazy, Asma Nadia, Raditya Dika, Satria Nova
Motto : “Khoirun naas anfa’ahum
linnaas” –Bermanfaat untuk umat-
Keadaan yang sering dialami menulis :
-
Tidak
punya motivasi
-
Takut
memulai
Tips menulis asyik :
-
Menulis
sesuai bidang dan minat anda
-
Pilih
waktu yang tepat, temukan Golden Time
-
Menulis
di tempat yang nyaman
-
Menyendiri
-
Gunakan
fasilitas pendukung jika perlu
Tips menjadi penulis yang handal :
-
Banyak
membaca
-
Sering
menulis
-
Kreatif
-
Pantang
menyerah
-
Bergabung
dengan komunitas
“pintar-pintar bagi waktu itu mutlak”
“menulislah untuk diselesaikan”
TERE LIYE (Usia 33 tahun)
Ø Menumbuhkan sedikit nyala api di dada
Kenapa kita menulis? Karena dengan menulis
buah kebaikan kita akan selalu dikenang orang
KALIAN BISA MENULIS APAPUN
Tips menulis :
-
Adalah
bohong jika penulis tak punya topic tulisan dan sudut pandang special
-
Punya
amunisi yang banyak, menulis itu seperti menuangkan air ke dalam gelas. Amunisi
berupa semua yang dibaca dan diamati, bohong jika seorang penulis itu tak
pernah membaca. Seorang pengamat yang baik ialah yang mengamati sampai celah
terkecil dalam kehidupan.
-
Menguasai
keragaman bahasa
-
Tidak
ada tulisan yang baik dan tidak baik, adanya yang relevan dan tidak relevan
-
Mulailah
menulis, lupakan bagus atau tidaknya
-
Lakukanlah
yang terbaik, maka kesuksesan akan kau dapat
-
Tulislah
apa yang ingin kamu tulis, jangan menghiraukan komentar pembaca
-
Tulislah
dari hatimu, maka tulisan itu akan sampai pada hati pembaca
-
Latihlah
dengan niat yang baik
-
Ide
bukan kendaraan yang dengan mudah bisa dicuri orang di jalan, atau sepasang
sandal yang dengan gampangnya orang mengambil, namun ide ialah apa yang melekat
di kepalamu
-
Tidak
ada roda yang ditemuka dua kali, yang ada ialah inovasi-inovasi baru tentang
roda itu sendiri
HITAM
Dia selalu datang terlambat, dalam
situasi apapun ia hadir di akhir, hingga lama-lama ia lelah, ia marah, jengkel
dan kesal, dan akhirnya ia melayang jauh meninggalkan semua, itulah alasannya
pelangi tak mempunyai warna hitam
Kisah antara 3 dokter cantik yang cantik hatinya
Di suatu tempat, ada tiga perempuan
yang berteman sejak di bangku perkuliahan, tepatnya di fakultas kedokteran di
suatu universitas. Kemanapun mereka pergi, selalu bersama, hingga akhirnya tiba
saatnya masing-masing dari mereka harus berpisah dan melanjutkan kehidupan
masing-masing, mereka punya komitmen untuk bertemu kembali setelah 20 tahun
berlalu, dan mereka harus menyebutkan berapa jumlah pasien yang telah
ditanganinya.
Waktu terus berlalu hingga 20 tahun
pun tak terasa, di suatu momen reuni bertemulah mereka bertiga, dan mereka
benar-benar memenuhi janji mereka,
Dokter 1 : aku menjadi seorang dokter
umum di daerahku, kurang lebih keseluruhanku pasienku berjumlah 100.000 orang
Dokter 2 : aku menjadi seorang dokter
bencana alam, tugasku mengikuti rutinitas alam, tsunami di aceh, gempa bumi di Jogjakarta,
bahkan tsunami di sri lanka menjadi sasaranku mencari para korban yang
benar-benar sangat membutuhkanku, mungkin pasienku keseluruhan berkisar 120.000
orang
Dokter 3 : selepas pengukuhanku
menjadi dokter 20 tahun yang lalu, aku segera diperintahkan untuk menikah,
ternyata setelah aku menikah, ibuku jatuh sakit, dan tak ada saudara yang
sanggup merawat beliau, jadi aku harus merawatnya sepenuh jiwa ragaku, 4 tahun
berlalu, ibu semakin mendekati ajalnya hingga akhirnya beliau dipanggil oleh
Sang Kuasa. Aku berfikir sudah saatnya aku mulai mengabdi untuk masyarakat,
ternyata dugaanku salah, karena suamiku jatuh sakit dan pasti akulah yang aku
harus merawatnya siang dan malam. Di sela-sela kesibukanku merawat sang suami,
terkadang aku merasa lelah, bosan dan ingin memberontak, tapi ini tak mungkin
kulakukan, hingga akhirnya kuputuskan untuk menulis, setiap selesai memandikan
dan menyuapi makan sang suami, segera kutuliskan apapun yang terlintas di
hatiku selama ini pada blog-ku, 3 tahun berlalu dan suamiku sudah pulih, sehat
kembali, aku sudah tak ingin membuka praktek dan waktuku kucurahkan hanya untuk
suami dan kedua buah hatiku, aku sudah mulai bosan menulis curahan hatiku di
blog karena aku merasa tak ada yang memperhatikannya, aku mulai mencoba menulis
tentang bidangku, lebih tepatnya supaya tak hilang begitu saja, mulai kutulis
tentang tips-tips kesehatan sederhana, hingga kasus-kasus kesehatan yang
kuanalisa yang akhir-akhir ini kerap menjadi pembicaraan hangat di publik. Tak kusangka 5 bulan kemudian seorang editor
sebuah penerbit menghubungiku untuk meminta izin menerbitkan semua tulisanku di
blog tentang kesehatan. Sejak saat itu aku mulai semangat dan makin rajin
menulis. Terakhir 3 bulan yang lalu aku mendapat berita dari penerbit yang
biasa menerbitkan karya-karyaku bahwa bukuku telah cetak ulang karena penjualan
yang sangat laku keras hingga total keseluruhan bukuku telah habis terjual
hingga jutaan eksemplar, banyak sekali konsumen yang merasa tulisan-tulisanku
bermanfaat bagi mereka. Namun pasienku hanya dua, ibu dan suamiku sendiri.
Antara burung pipit,
penyu dan pohon kelapa, pilih jadi yang mana?
Burung pipit
bisa terbang berpetualang kemanapun ia mau, seberang kota, provinsi bahkan
pulau ia mampu menjangkaunya, begitu banyak yang ia lihat dan amati sepanjang
perjalanan.
Penyu mampu
kekuatan berenang yang sangat dahsyat, ia mampu berenang sejauh manapun bahkan
menyeberang benua pun ia mampu, sepanjang perjalanan, betapa ragam kehidupan
yang telah ia lewati membuatnya kaya akan wawasan.
Pohon kelapa
sejak lahir hanya mampu bertahan di tempat ia hidup, takkan bergerak, berjalan
apalagi terbang atau berpindah tempat, namun buahnya yang berjatuhan di tepi
pantai, terserak terbawa air laut terombang ambing debur ombak sampai tiba di
pantai seberang dan memulai kehidupan dengan jutaan tunas baru.
Jika kita
tak mampu berbagi kemanfaatan pada sesama, maka lahirkanlah sejuta karya yang
mampu berpengaruh pada umat manusia.

Di pertengahan seminar beliau sempat memberi tantangan para
peserta untuk menulis satu paragraph tentang mulut dan hidung, lalu
aku menuliskan berikut :
MULUT
Berbusa, tak bertulang, sedikit lemas
namun mampu membunuh penguasa, menjatuhkan kursi dan bahkan melenyapkan dunia
HIDUNG
Terengah menahan langkah, sekujur
tubuh lumpuh melepuh, hingga angin
serasa terdiam terbisu, lalu berkaca pada cermin, lenyap sudah hidungku.
(dibacakan oleh TERE LIYE pada pukul
13:18 tanggal 14 April 2013)
Komentar
Posting Komentar