RINDU SENJAKU


Senja itu semakin menawan saat aku melangkah di pantai paling indah dalam sejarah hidupku, sayangnya lengang langkahku saat itu seorang diri, tanpa ditemani siapapun dan apapun, sendiri bertangan hampa tanpa pena dan kertas yang setia menemaniku seperti biasa, sore ini aku ingin sendiri, tersunyi dari keramaian kehidupan, terdampar di tepian debur ombak lautan, beristirahat dari segala kesibukan kota, bernafas sejenak dari setumpuk penat tugasku yang makin mengekang hidupku, kutarik nafas dalam-dalam, kulemparkan pandang sejauh mata menatap, kucari cahaya disana, tapi yang kutemui hanya sang surya yang malu-malu pamit undur diri, ingin segera melarikan diri dari gejolak kehidupan bumi, kusunggingkan senyum terindah saat menatapnya, aku lupa kapan terakhir aku mampu menatapnya penuh cinta seperti ini.
Maafkan aku senja, waktuku banyak tersita oleh orang-orang baru dalam lintas hidupku, hingga aku jarang sekali menjumpaimu dalam waktu yang sangat romantis ini, apa kabarmu senjaku tercinta?
Masihkah kau mencintaiku seperti dahulu kala, masihkah aromamu menyebut namaku sesering waktu itu, senja, aku merindumu, aku rindu waktu itu, waktu aku dan kau bercumbu dalam tatapan sang surya yang kian lama menghilang karena cemburunya yang begitu mendalam, masih setiakah kau menanti hadirku? Ataukah kau telah berpindah ke lain hati, apakah sang surya telah berhasil memikatmu, menarikmu dari rengkuhku, senjaku, sekian lama engkau kutinggal, tapi mengapa dirimu kian menawan? Untuk siapa kau bersolek, siapakah kekasihmu kini?
Apakah kau bahagia tanpaku, hingga parasmu semakin mengundang decak kagum. Aku semakin mencintaimu senja, dibalik tirai rinduku yang kian mendalam padamu, diam-diam aku tak pernah membagi cintaku selain kepadamu, senja, sudah sekian waktu aku terpaku di ujung pantai ini, kita telah lama berbincang dalam kebisuan sekian masa, kenapa engkau masih juga terbungkam, apakah kau marah padaku? Karena kepergianku dulu tak sempat sampaikan salam perpisahan padamu, bencikah kau padaku senja? Karena kelakuanku dulu yang sama sekali tak berkenan di hatimu, sekali lagi maafkan aku senja, aku tak bermaksud melukaimu sedikitpun, karena aku sendiri pun sangat terluka kala meninggalkanmu waktu itu, tapi hatiku berjanji, aku pasti akan kembali untukmu, untuk cintaku, dan untuk kita.
Kini aku menepati janjiku senja, aku tak betah tinggal bersama mereka senja, mereka selalu mencibir kelakuanku yang tiap hari terpekur memikirkanmu, mereka selalu menghina semua tingkah laku anehku, mereka tak sepertimu senjaku, tak ada yang menggantikanmu dalam hatiku senja, engkau selalu mengerti akan diriku, kelakuanku, tingkahlakuku, juga kebodohan dan kegilaaanku, bahkan kau selalu mendukung dan memberiku inspirasi untuk menambah kegilaanku, aku merindukanmu senja, dahulu, kini, esok dan selamanya, tataplah diriku kini senja, semakin tak terawat karena lama tak bersua denganmu, semakin tak karuan karena telah berselang waktu tak menatapmu dan ditatap olehmu.
Senjaku, asalkan kau tahu, saat lama tak bertemu denganmu, aku pernah dicintai seseorang, ia sangat romantis, untuk dapatkan cintaku dia sungguh mati-matian menarik perhatianku, ia lucu sekali senjaku, ia punya daya tarik yang amat sangat mengingatkanku akan dirimu, menatapnya membuatku teringat akan dirimu dan cintamu, jika aku bersamanya, bersenda gurau dengannya, menatapnya, aku seperti menemukanmu pada tatap matanya, tiap kalimat suaranya, juga pada hembus nafasnya, aku sering dibuatnya mabuk kepayang karenamu senjaku, sungguh aku berani sumpah, demi dirimu yang kian menawan, aku juga tertawan olehnya, tapi itu semata-mata karena dirimu senjaku sayang, hanya itu, hari-hariku bersamanya mengingatkanku akan dirimu, cahayamu, sinarmu, senyummu, juga cintamu, dan hari ini saat kuputuskan tuk langkahkan kakiku menujumu, ia pun mengikutiku, ia membuntutiku senjaku, dan kau tahu dimana dia sekarang?
Dia diantara kita senjaku, bukannya aku membohongimu tapi aku ingin berterusterang padamu senjaku, bahwa dia itu rinduku padamu yang tak terbendung oleh batas ruang dan waktu, aku benar-benar terbawa arusmu, tersiksa akan ketiadaanmu, terkungkung rasaku yang makin membiru, senjaku, aku merindukanmu, aku tak peduli meski sang surya makin marah terbakar cemburu karena ulahku, tapi aku sungguh tak mampu sembunyikan rasa konyolku ini mungkin, bahkan pada segerombolan burung yang sedari tadi melewati kita, seakan mengganggu kemesraan kita, aku tak peduli pada apapun yang menatap kita penuh dengki, yang terpenting bagiku, kini kau dan aku bertemu, bercumbu dalam mesra rayu, tanpa gangguan siapapun, tanpa ricuhnya ujung penaku berderit diatas lembar kertasku, tanpa desah kuasku menggores putih kanvasku, karena kini hanya engkau senjaku yang akan mewarnai seluruh hidupku dan memenuhi garis cerita dalam catatan hatiku. Senjaku, sampai putusnya hembus nafasku, rinduku takkan terhenti waktu, sampai lenyapnya engkau dari orbit angkasa, aku yakin rindumu padaku pun makin berlinang tak berhulu.
Senja Surabaya, 13102012

Komentar

Postingan Populer